Menurut Amalia et al. minimnya Pengetahuan Kespro remaja berdampak pada aktivitas seksual diantaranya 15.9% remaja laki-laki dan 10.1% remaja putri di usia 18 tahun sudah pernah melakukan hubungan seksual, 771 dari 10.000 remaja putri usia 18-19 tahun pernah mengalami kehamilan. Hal itu juga membuat terjadinya pernikahan dini yang terus menerus akan menimbulkan dampak bagi bonus demografi suatu negara yang menandakan bahwa maraknya pernikahan usia anak di Indonesia dapat berpengaruh pula bagi penduduk usia produktif di Indonesia pada masa yang akan datang. 

        Pernikahan usia anak terjadi disebabkan oleh berbagai penyebab, hal ini sangat berbahaya tentunya terutama bagi remaja putri karena kesiapan organ reproduksinya belum matang yang berpotensi menjadi kehamilan berisiko bagi ibu dan calon anak, kondisi ibu yang belum "siap" juga berdampak pada kelahiran BBLR dan risiko anak stunting nantinya.

    Melihat urgensi tersebut, tim PBL UNJA melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan stunting melalui edukasi bahaya pernikahan usia anak di Pondok Modern Darussalam Stano dan telah berjalan dengan sukses.

           Peserta yang terdiri dari remaja putri Tsanawiyah dan Aliyah berjumlah 39 orang sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara yang dilaksanakan pada Jumat, 22 September 2023 ini. Materi yang dikemas melalui penayangan video berhasil menyita perhatian audiens. Terdapat dua video yang ditayangkan, video pertama berupa film pendek tentang remaja yang sedang mengalami lelahnya belajar dan berfikiran hendak menikah muda. Namun, teman dan guru lesnya menolak pernyataan gadis tersebut, nikah di usia yang belum mematang akan menjadi kehamilan berisiko baik untuk ibu juga anaknya karena sistem reproduksi belum berkembang maksimal. Dorongan dari teman mengenai semangat meraih cita-cita akhirnya dapat meninggalkan niat buruk tersebut. Sedangkan pada video kedua berisi mengenai definisi, penyebab,  dampak dan pencegahan pernikahan usia anak serta rekomendasi untuk anak dan orang dewasa. Setelah penyajian video berakhir, disampaikan materi terkait oleh salah satu anggota tim. Mencegah kejenuhan, tim juga menyiapkan Ice Breaking dimana setiap peserta berpasangan dua orang, jika diantara mereka mengalami kekalahan akan dipilih oleh pemandu untuk menjawab pertanyaan terkait materi. Untuk melihat umpan balik peserta dilakukan refleksi pembelajaran dengan mengisi pendapat mereka terkait pernikahan usia anak dan goals mereka mengenai cita-cita dan target menikah nantinya. Bagi peserta yang berani dan bersedia membacakan hasil tulisnya, akan mendapat doorprize menarik dari penyelenggara.

       Penting bagi remaja untuk mendapatkan pemahaman yang benar mengenai perbedaan jenis kelamin dan gender, pemahaman hak-hak reproduksi, penyebab dan dampak pernikahan usia anak yang ditimbulkan. Dengan kata lain, remaja perlu mendapatkan edukasi terkait pernikahan usia anak dengan harapan remaja dapat bertanggung jawab pada tubuhnya sendiri dan dapat berpikir sebelum melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri. Terutama terkait pernikahan, harus memiliki bekal yang matang baik segi fisik, psikis, sosial, ekonomi dan mental yang didapat dari terus giat belajar dan semangat dalam menggali pengetahuan untuk menggapai cita-cita dan kesiapan yang matang.